Jakarta, CNN Indonesia —
Proses identifikasi para korban tewas dalam kecelakaan maut di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek lajur contraflow masih menunggu hasil tes DNA.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast mengatakan pihaknya menargetkan dalam tiga hari ke depan hasil tes DNA itu sudah bisa keluar.
“Proses identifikasi korban tetap berjalan. Saat ini masih menunggu hasil tes DNA yang [sampelnya] telah diambil dari pihak keluarga. Mudah-mudahan dan doanya saja agar hasil tes DNA dalam 3 hari berikutnya sudah ada hasil,” kata dia, saat dikonfirmasi, Rabu (10/4).
Tes DNA merupakan bagian dari pencarian data korban pasca-kematian atau postmortem yang lazimnya dilakukan dengan mengambil sampel, seperti darah, dari orang tua atau anak kandung. Data itu kemudian dicocokkan dengan korban.
Jules melanjutkan pihaknya sudah memiliki sampel identitas dari keluarga para korban tewas.
“Data terbaru memang kemarin sudah datang satu keluarga lagi, jadi sudah ada 12 keluarga yang mendatangi posko DVI (Disaster Victim Identification) menginformasikan keluarganya yang hilang,” ucap dia.
Kecelakaan maut terjadi di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek lajur contraflow pada Senin (8/4) sekitar pukul 08.15 WIB. Peristiwa ini menyebabkan 12 orang tewas dan dua lainnya luka-luka.
Insiden bermula saat kendaraan GranMax yang mengarah ke Cikampek di lajur contraflow diduga mengalami masalah dan hendak menepi di bahu jalan. Mobil GranMax itu melaju terlalu ke kanan, sementara dari arah berlawanan ada bus yang melaju menuju Jakarta.
Tabrakan pun tak terhindarkan. Kemudian, ada mobil Daihatsu Terios yang menabrak bus dan Gran Max yang berada di depannya.
Dari hasil olah TKP, polisi menduga mobil GranMax itu melaju dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam. Selain itu, tidak ditemukan ada jejak pengereman.
Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyana mengungkapkan 12 korban tewas dalam kecelakaan maut tersebut mengalami luka bakar 90 hingga 100 persen. Karenanya, diperlukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk melakukan identifikasi.
“Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus, memang 1 sampai 2 yang masih bisa dikenali namun akibat ada benturan, wajah sudah berubah bentuk,” kata dia di RSUD Karawang, Selasa (9/4).
(dis/arh)