Bandarlampung, CNN Indonesia

Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) dari perbatasan Kota Bandarlampung menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, terkenal gelap gulita karena sekitar 90 persen Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) mati.

Kondisi jalan yang gelap gulita membuat perjalanan para pemudik pada malam hari terkesan horor. Meski demikian, hal itu tidak menyurutkan niat para pemudik sepeda motor untuk tetap melewati jalan tersebut saat hendak kembali lagi ke Pulau Jawa demi bekerja.

Padli (40), pemudik sepeda motor dari Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu, Lampung, bersama istri dan anak balitanya, terlihat sedang beristirahat sejenak di kantong parkir dermaga 2 reguler Pelabuhan Bakauheni menunggu antrean naik ke kapal, Senin (15/4) malam sekira pukul 20.00 WIB.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Udara angin laut berembus sepoi-sepoi malam itu, namun Padli masih merasa gerah. Ia melepaskan helm serta membuka resleting jaketnya sambil tetap duduk di atas motor matic.

“Saya tujuannya mau pulang ke Serang, Banten bersama istri dan anak. Karena besok sudah mulai masuk kerja, jadi pulang hari ini,” kata pria yang bekerja sebagai buruh pabrik ini kepada CNNIndonesia.com, Jumat (15/4) malam.

Dia mengaku memilih melakukan perjalanan malam hari, agar tidak terlalu panas saat di jalan. Namun sayangnya, perjalanan malam kurang nyaman karena Jalinsum mulai dari perbatasan Kota Bandarlampung hingga sampai ke Bakauheni kondisinya gelap gulita.

“Walah gelap gulita Jalinsum, sama sekali enggak ada lampu penerangan jalan. Terlihat terang, itu juga sinar lampu dari rumah warga di pinggir jalan lintas dan juga kalau ada kendaraan lain yang melintas,” ucapnya.

Menurutnya, lebih parah lagi di tanjakan maut tarahan, selain rawan kecelakaan juga tidak ada lampu penerangan jalan sama sekali.

“Ya kalau takut sih enggak kalau saya, paling harus tetap hati-hati juga karena takutnya ketemu jalan lubang yang tidak keliatan. Kalau yang lain, pasti takut kalau jalan malam apalagi yang baru pertama kali jalan malam,” ungkapnya.

Selain kondisi jalan gelap gulita, Padli juga mengeluhkan mengenai kondisi jalan berlubang dan juga bergelombang karena tambalan yang tidak rata, karena bisa membahayakan pengendara sepeda motor.

“Harapannya, lampu jalan diperbaiki agar jalannya tidak gelap. Kalau yang belum ada lampu jalan supaya ditambah, dan jalan yang berlubang dan bergelombang segera diperbaiki,” tukasnya.

Pemudik motor lain, Miftahudi (32), dari daerah Wates, Kabupaten Lampung Tengah yang akan kembali ke daerah Tanggerang bersama istrinya.

Mifta, sapaan akrabnya mengatakan, kondisi jalan yang gelap gulita membuatnya harus ekstra fokus dan hati-hati saat berkendara.

“Meski gelap, ya terpaksa libas aja terus supaya cepat sampai di pelabuhan Bakauheni,” kata dia.

Ia pun berharap lampu penerangan jalan diperbaiki, agar kondisi Jalinsum kembali terang. Begitu juga dengan jalan berlubang dan bergelombang, segera diperbaiki.

Pemudik asal Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Wawan (36) yang akan kembali ke daerah Bogor mengatakan Jalur lintas pantai timur (Jalinpantim) yang dilaluinya menuju ke Pelabuhan Bakauheni, masih minim penerangan jalan.

“Kalau perjalanan dari kampung halaman di Lampung Timur, kondisi jalannya agak lumayan bagus. Hanya penerangan jalan saja masih kurang, jadi kondisi jalan masih banyak yang gelap gulita,”kata pemuda yang membuka praktik terapi tradisional ini.

(zai/wis)

[Gambas:Video CNN]





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *